Kamis, September 11, 2008

obsesi.

hmm. obsesi. saya malas mencari artinya di KBBI, tapi saya cukup terganggu dengan kalimat: terlalu obsesi. apakah sebenarnya obsesi itu? oh bukan, nggak jadilah. saya beneran malas cari artinya di KBBI. kasur dah pewe nih! xp

ya ya. kenapa saya mengangkat tentang obsesi? terlihat agak berat mungkin tulisan ini ya? (atau malah sama sekali tidak berbobot? ;p ) ya, karena itu tadi saya cukup terganggu dengan kalimat: terlalu obsesi.

berawal dari kasus teman seperjuangan saya sejak belasan tahun lalu. cowok, dengan duit berlimpah tapi otak pas- pasan (maaf! xp ), semangat banyak, bersekolah di fak kedokteran dsb. sejak awal saya sangat sangat tahu sekali, bahkan mungkin lebih tahu dari orang tuanya. kami, semua teman dekatnya mungkin lebih tahu bagaimana keadaan dia sebenarnya di dunia akademik. kami lebih bisa mengerti dan memaklumi. tapi, orang tuanya yg kelewat obsesi tadi itulah yg saya sayangkan. memaksa anaknya pol- polan, hanya demi prestis atau alasan lain- lainnya, agar masuk ke FK. meski nilai yg di dapat pun hanya C hingga F (maaf zulfikar, saya meragukan kemampuan anda menyimpulkan tg abjad penilaian yg baru kita bahas tadi. ;p ), tapi orangtuanya tetap ngotot ngeyel sampai notok jedog mentok pol, menyuruh anaknya kuliah di FK.

hingga akhirnya 1th berlalu, anaknya tsb sukses menembus SPMB dg pilihan jur komunikasi. yeach! saya pun ikut gemetar ketika tahu dia bisa menembus SPMB! karena ya itu tadi, belasan tahun saya mengenalnya, tak mengira kalau akan menemukan namanya di koran dalam rangka kelulusan SPMB 2008. :D dengan segenap dukungan dan paksaan semangat supaya dia bisa merayu orangtuanya agar bisa pindah kuliah di semarang, saya berdoa semoga dia memang jadi pindah ke semarang (ya, dia lulus SPMB di UNDIP).

sebelumnya, kita sempat ngobrol. memang sih, sejak dulu dia sendiri sebenarnya bingung, minat bakatnya tuh kemana sih? dan cara yg cukup baik dan ampuh untuk mengetahuinya, saya rasa hanya ke psikolog.

inilah yg mengejutkan! psikolog yg dipilih adl temannya mamanya. waktu bergulir, hingga akhirnya saya tahu dia TIDAK JADI PINDAH KE SEMARANG! heran, kok bisa? ternyata, orangtuanya berdalih dg hasil psikotest yg ada. bahwa nilai kemampuan anaknya di bidang kedokteran itu lebih tinggi dibandingkan dengan di bidang lainnya. PARAHNYA, TERNYATA ANGKA ITU ADL ANGKA MANIPULASI. mamanya meminta temannya itu agar menaikkan nilai anaknya di bidang kedokteran!

GILA. saya speechless ketika mendengar cerita ini! obsesi orangtua macam apa itu hah?! hingga saya hanya bisa berkomentar: tunggu saja sampai anaknya gila beneran, baru bisa sadar!

sigh. kasihan sekali teman saya itu. :(

ya begitulah. itu yg menyebabkan saya jd berpikir, sebenarnya apakah obsesi itu memang sampai segitunya? mengorbankan segalanya dsb? bukannya itu jadi nafsu ya, bukan obsesi?

bersyukurlah saya yg bisa memilih jalan hidup dengan leluasa. ada orang, yg sukanya mboh- mbohan. manut saja apa yg diperintahkan ke dia, dan jika ada kesalahan di akhir, dia akan meminta tanggung jawab dari pesuruhnya. oh no. hidup nggak bisa gitu kalau buat saya. kalau semua mboh- mbohan, jadinya ya: mboh nggak jelas temenan uripmu. kembali ke awal, alhamdulillah bagi saya bisa memilih jalan hidup sesuai keinginan, tapi yah~ balasannya ada pada tanggung jawab saya bagaimana menjalankan pilihan hidup tadi. yg jelas, HARUS SUKSES DENGAN BAIK. itulah yg harus diperjuangkan.

anw. sebenarnya saya sendiri nggak ngerti alur tulisan ini. hahaha. xp